JALAN Dr. Hatta No. 15, Bandung, bisa jadi memberikan kenangan bagi para musisi dan sejumlah band rock terkenal. Di jalan ini, dulunya berdiri stasiun radio bernama GMR (Generasi Muda Radio) Rock Station 104.4 FM yang kemudian melahirkan banyak musisi dan band terkenal.

Meski saat ini banyak ajang pencarian bakat bagi musisi dan band-band indie, tidak akan mampu mengimbangi peran GMR dalam melahirkan dan mempromosikan band-band hingga ke tangga kesuksesan. Bahkan, bisa disebut bahwa istilah indie label dipopulerkan oleh stasiun radio ini.

Pada masa kejayaannya, musik rock memang sangat mewabah. Selain pendengar yang sangat fanatik terhadap musik rock, para musisi pun berdatangan ke GMR untuk mempromosikan bandnya, seperti Rudal, Sahara, Jamrock (sekarang Jamrud), Kalimaya, Sky Rock Band, Stalion, Alarm, dan Mel Shandy.

Berbekal single/demotape yang dimiliki oleh setiap band, GMR berhasil mempromosikan band tersebut di Kota Bandung dan langsung dikenal orang. Sementara itu, program acara yang paling diminati yaitu Kharisma Persada, 439942, Ring My Bell, Tembang Pribumi, Double R, Sunday Rock, Stone Programe, dan tentunya “Sik Sik”.

Selain program regular, chart/tangga lagu pun pernah meramaikan program acara yang ada di GMR seperti Gugus Bintang, 15 Thrash Generation, Singgah Disinggasana, Ten Weekly Rock Show, dan Dasa Rock Indonesia.

Makin terkenalnya GMR sebagai satu-satunya radio rock di Indonesia, mendorong musisi rock dari luar Bandung berdatangan, seperti Cynomadeus, Kaisar, Andromedha, Power Metal, Roxx, Rotor, Sucker Head, Whizz Kid, Jet Liar, Grausig, Mr. Zeus, Kidnap Katrina, Slank, Boomerang, Morbid, dan Arry Alliance Project.

Pada 8 dan 11 Juli 1992, saat Sepultura mengelar World Tour di Indonesia, GMR pun menjadi satu-satunya ticket box di Bandung. Selain menggelar event on air, event off air pun turut digelar oleh GMR, antara lain Tour Raksasa kerja bareng Log Zhelebour di Stadion Persib (Godbless, Mel Shandy, Power Metal, dan Elpamas), Surya Sunday Rock di Karangsetra Bandung (Power Metal, Rudal, Slank, Jamrock, dan Whizz Kid), Metal Party di Gelora Saparua (Sahara, Rudal, Roxx, Kaisar, dan Kalimaya), serta Rock Concert di Studio East (Sucker Head, Sahara dan Kalimaya).

Kejadian kelam pun sempat mewarnai perjalanan off air GMR, tepatnya 27 Desember 1992. Saat itu band-band metal Indonesia yang sedang naik daun seperti Roxx, Rudal, Rotor, dan Sucker Head direncanakan akan tampil satu panggung dalam event “GMR Rock Concert” di Lapangan Uni Karapitan Bandung. Tiket sudah terjual banyak dan massa sudah berdatangan untuk menyaksikan aksi panggung band yang akan tampil.

Karena pasokan listrik terlambat dan suasana di luar lapangan makin tidak terkendali, massa mulai mengamuk dan merusak segala fasilitas yang ada di luar lapangan dan akhirnya pergelaran dibatalkan. Sangat disayangkan.

Pada April 1993, GMR dipercaya oleh Airo Swadaya Stupa untuk mempromosikan konser super-grup Metallica di Stadion Lebakbulus, Jakarta, 10-11 April 1993 dengan opening act “Rotor”. Seminggu setelah Metallica menggelar konser di Jakarta, Rotor akhirnya merilis debut album “Behind The 8th Ball”.

Masih di tahun 1993, band rock Bandung mulai bangun dari tidurnya. Juni 1993 band rock asal Bandung U-Camp berhasil merilis debut album “Bayangan” dirilis oleh Metrotama dengan produser Ian Antono. Sebulan kemudian, band kebanggaan Bandung yaitu Rudal akhirnya merilis debut album “Sliting The World”.

Masih di tahun yang sama, tepatnya September, band yang sangat identik dengan Bon Jovi yaitu Loch Ness merilis debut album “Menapak Jalan”. Untuk mempromosikan band tersebut, GMR memilih ‘Menapak Jalan’ dan ‘Penantian’ sebagai lagu andalan.

Di awal 1990-an musik rock di Bandung identik sekali dengan hardrock maupun heavy metal, tetapi dari kubu alternative rock muncul PAS Band. Sebelum masuk ke Triple M studio Jakarta untuk proses recording, PAS Band yang bisa disebut pioner indielabel, melakukan pre-recording di GMR pada bulan September/Oktober 1993. Berkat campur tangan music director GMR, Samuel Marudut (alm.), PAS merilis debut EP album “4 Through The Sap” di bawah label Sap Music Management dengan distribusi Nova Records/CV Tropic.

November 1994, GMR mempromosikan band heavy/thrash yang personelnya berasal dari Indonesia (Agus Lasmono-vocal, Tjahjo Wisanggeni-guitar) dan Amerika (Ricky Working-bass, Mark Bistany-drums) yaitu Nosferatu dengan debut album Visible But Untouched yang dirilis oleh Musica International.

Selain mempromosikan band-band yang bernaung dalam major label, tahun 1995 GMR pun dari kubu indie seperti Puppen melalui “Not A Pup” Distorsi Music/Nova Records dan Pure Saturday (Pure Saturday) Backot Music Management. (ely kurniawati/”GM”/uncluster.com)**

Sumber: Galamedia, Sabtu, 23 Oktober 2010.